Mengenal Morgellons, Penyakit Kulit Langka yang Begitu Misterius

Apa yang Anda ketahui tentang penyakit kulit? Biasanya gejala utamanya dapat diketahui dengan mudah, mulai dari efek mengkonsumsi makanan yang memicu alergi kulit, menyentuh bahan-bahan kimia tertentu, hingga melakukan aktivitas seksual yang tidak sehat.

Jika melihat contoh penyebab penyakit kulit di atas, Anda dapat mengetahui mengapa kulit seseorang dapat mengalami permasalahan. Namun, apa jadinya jika sebuah penyakit belum diketahui pasti penyebabnya apa? Hal tersebut dimiliki oleh salah satu penyakit langka, yakni bernama morgellons.

Penyebab Seseorang Menderita Morgellons

Mungkin morgellons belum terlalu familiar di telinga banyak orang. Memang, penyakit langka yang menyerang bagian kulit ini bisa dikatakan sebagai penyakit misterius karena belum ada yang mampu memastikan secara gamblang (jelas) mengapa morgellons dapat diderita oleh seseorang.

Biasanya, penyakit morgellons sering dikaitkan dengan gangguan psikologis seseorang, karena penyebab yang memicu penyakit ini ada juga tidak begitu jelas asal-usulnya. Ada yang menyatakan bahwa morgellons sering disamakan dengan penyakit fisik bernama lyme (efek dari gigitan kutu rusa).

Studi lain juga menyatakan bahwa penyakit ini disebut sebagai sindrom morgellons. Ada beberapa pihak medis berpendapat jika morgellons mempunyai kemiripan dengan penyakit infestasi delusi, yakni gangguan psikologis yang meyakini adanya banyak serangga dan parasit di tubuhnya.

Biasanya, para penderita akan merasakan sensasi yang tidak biasa, seperti terasa tersengat, tercakar, dan menggigit. Bagian kulit yang mengalami sensasi tersebut biasanya akan menimbulkan bekas luka (koreng) dan disusul dengan adanya serabut-serabut halus berwarna hitam.

Mayoritas para penderita penyakit morgellons adalah para wanita yang mempunyai genetik pigmentasi warna kulit putih dan sudah memasuki usia baya (lansia). Dengan bertambahnya para penderita morgellons, hal ini mendorong dunia kesehatan untuk melakukan pengkajian terkait penyakit ini.

Ciri-Ciri Penyakit Morgellons

Penyakit morgellons mempunyai beberapa ciri yang dapat Anda jadikan patokan terkait kondisi kulit. Meskipun masih banyak pihak medis belum mampu memastikan secara pasti gejala penyakit misterius ini, akan tetapi ciri-ciri di bawah ini yang paling umum dialami oleh para penderitanya.

Penderita sulit untuk berkonsentrasi
Merasakan kelelahan tubuh yang cukup parah
Rasa gatal yang begitu intens hingga mengganggu aktivitas para penderitanya
Adanya sensasi seperti “serangga merayap di permukaan kulit yang menggigit dan menyengat
Terdapat serabut-serabut seperti benang berwarna hitam yang muncul dari dalam kulit
Kemampuan daya ingat jangka pendek menjadi terganggu
Timbulnya rasa cemas dan berujung pada depresi
Sensasi nyeri di bagian persendian
Ruam kulit di area kulit yang terasa gatal

Pengobatan Penyakit Morgellons

Saking misteriusnya penyakit ini, pihak medis juga belum mampu memberikan solusi terbaik untuk mengobati penyakit morgellons. Namun, ada beberapa tahap medis yang dapat dilakukan untuk mendeteksi penyakit morgellons, meskipun tidak dapat dikatakan valid 100%.

Tes yang dapat dilakukan oleh para penderitanya adalah Polymerase-Chain-Reaction (PCR). Dari proses pengecekan ini, mayoritas penderita morgellons mempunyai gejala yang mirip dengan penyakit lyme hingga 45%. Namun, penyakit lyme tidak dapat disamakan dengan morgellons.

Sebagai jalan keluar terbaik terkait penyembuhan penyakit morgellons, pihak medis menyarankan bahwa para penderitanya melakukan dua pengobatan dalam satu waktu yang bersamaan, yakni mengobati secara fisik dan mental.

Seperti yang telah Anda ketahui sebelumnya, penyakit morgellons menyerang segala aspek di tubuh penderitanya. Mulai dari kondisi kulit yang mengalami iritasi hingga mengganggu pola pikir dan kepribadian seseorang, sehingga dibutuhkan pengobatan ekstra untuk penyakit misterius ini.

Morgellons menjadi bukti bahwa masih banyak penyakit yang masih sulit untuk diketahui penyebabnya apa. Namun, jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, lebih baik langsung konsultasikan saja kepada pihak medis supaya tidak melakukan diagnosa pribadi (self-diagnose).